Tebing Keraton: Mendadak populer di kalangan wisatawan Bandung

Tebing Keraton??


Yah awal saya mendengar nama ini terbesit dipikiran saya adalah tebing dan terdapat sebuah bangunan megah istana para kesultanan, namun ternyata Tebing Keraton merupakan sebuah bukit curam yang menjulang tinggi dengan view pepohonan rindang dan beberapa bukit disekelilingnya. Pemandangan hutan ini merupakan bagian dari Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Lokasi nya berada di kampung Ciharegem desa Ciburial - Bandung.

Proses pengambilan nama Tebing Keraton ini mengandung unsur mistis ternyata, bukit ini sebelumnya memiliki nama Bukit Jontor, karena sebelumnya melalui banyak kejadian misterius seperti kesurupan dll akhirnya membawa nama bukit tersebut menjadi Tebing Keraton atau Tebing Karaton yang berarti kemegahan alam. Kenapa keraton? Karena konon ditempat ini berdiri sebuah keraton tapi tidak terlihat dengan mata. *kedipkedipmanja* Yah, Inilah Indonesia! Budaya masyarakat setempat harus kita hargai dan hormati. Jadi tolong guys kalau anda sebelum kesana dan membaca tulisan saya ini, alangkah indahnya anda bersikap dan berlaku yang baik disekitaran bukit ini. Bukan dari segi mistis yang saya rekomendasikan melainkan dari segi safety. Sebaiknya anda jangan terlalu berlebihan dalam bercanda atau melakukan tingkah yang aneh seperti selfie yang ekstrim dipinggir tebing karena pengamanan di sekitaran bukit ini belum baik, sebagian hanya dibatasi oleh pagar bambu dan dihari-hari belakangan ini semakin populer dan ramai. Apabila sampai terpeleset kita tahu sendiri apa yang terjadi. Lagipula, bukan hanya ditempat ini sebetulnya anda wajib bersikap yang baik, melainkan disemua tempat dimana anda pergi dan berada. Paling tidak kita sudah menghargai apapun yang berada ditempat tersebut. Bahasa kerennya dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.. #sadaph

Sangat mudah menuju ke Tebing Keraton cukup searching titik koordinat Tebing Keraton: -6.8350029, 107.6637893 di aplikasi google maps di gadget anda kemudian ikuti rute yang disarankan. Dijamin tanpa bertanya sekalipun anda langsung tiba ke lokasi dengan lancar. Terserah anda memilih menggunakan mobil atau motor dengan catatan sbb:
  1. Bagi yang menggunakan motor :
    • Pakailah peralatan safety riding yang lengkap dan benar terlebih bagi anda yang membawa boncenger
    • Berkendaralah dengan sopan dan jangan arogan hargai pengguna jalan lain (saya jg bikers bro)
    • Pengendara matic/bebek harap hati-hati karena ada beberapa tanjakan yang curam serta jalan rusak dan diharuskan boncenger untuk turun
  2. Bagi yang menggunakan mobil :
    • Siapkan kendaraan anda dan pastikan dalam kondisi yang siap untuk melewati jalan yang semi offroad (tapi masih layak jalan kok :D) hanya membutuhkan skill mengemudi yang baik terlebih kalau penumpang anda banyak. Tipe kendaraan city car dan sedan tidak direkomendasikan untuk lanjut sampai ke lokasi tapi bisa diparkir di warung bandrek dan selanjutnya menggunakan fasilitas ojek ke lokasi Tebing Keraton sekitar 2KM 
    • Sebisa mungkin datang lebih awal karena quota parkir dekat pintu masuk lokasi sangat terbatas.
    • Bagi anda yang baru belajar mengendarai mobil lebih baik jangan dipaksakan karena 500m sebelum tiba ada jalan yang khusus untuk 1 mobil saja disamping itu sebelahnya adalah jurang yang dalam  

Titik Koordinat Tebing Keraton -6.8350029, 107.6637893

Perjalanan roadtrip saya kali ini karena mendapat ajakan dari seorang kawan backpacker sebut saja namanya Yanti, ya memang nama sebenarnya adalah Yanti salah satu partner trip saya yang easy going. Setelah merencanakan tanggal dan mekanisme perjalanan kami memutuskan hari Sabtu, 23 Agustus 2014 malam berangkat dari Jakarta memakai mobil kemudian sunrise di Tebing Keraton. Masalah peserta yang ikut saya percayakan kepada Yanti. Total yang berangkat saat itu berjumlah 5 orang dari Jakarta dan mendapat tambahan teman yang join dari Bandung 1 orang. 

Meeting point atau titik kumpul kami seperti biasa disebuah Mall yang terletak dikawasan Jembatan Semanggi - Jakarta tepatnya di lobby utara Plaza Semanggi. Pukul 21:30 saya sudah tiba di mall tersebut yang setelah sebelumnya mendapat kabar dari seorang rekan yang telah tiba lebih dulu. 

Tepat pukul 22:00 stir mobil saya kemudikan kemudian keluar menuju jalur utama Gatot Subroto kemudian lanjut ambil tol Cikampek - Cipularang. Suasana lalu-lintas saat itu seperti biasa khas Jakarta di malam minggu masih cenderung PAMER SUSU (padat merayap susul menyusul)
Belok kiri di pom bensin Tebet mengingat quota BBM subsidi kita yang sudah habis sampai akhir tahun ini serta mengakibatkan munculnya kebijakan baru yaitu Premium tidak di jual di seluruh Rest Area tol :( Full tank bang! Kebijakan yang aneh, naik ya naik aja jangan seperti ini malah menyusahkan kami para pengendara yang sering keluar kota dengan menggunakan mobil, menurut saya kebijakan itu tidak berpengaruh berarti buktinya pengendara seperti saya ini ngeles cari pom bensin alternatif :p

Tak terasa sudah 3 jam saya mengendarai mobil dengan situasi lalu-lintas tol Cikampek yang tidak macet serta tol Cipularang yang cenderung sepi, maksimal kecepatan di odometer mobil hanya 90 kpj demi alasan keselamatan dan memang sedang tidak buru-buru. Obrolan sepanjang perjalanan kali ini berbeda dan lumayan berat bagi kalangan backpacker seperti kami. Topik malam itu yang kami bahas adalah seputar politik: pemilihan presiden, keputusan KPU, sidang MK serta topik seputar dunia traveler yang tidak lupa kami bicarakan sampai-sampai saya kelewatan untuk keluar tol Pasteur dan mengharuskan saya untuk keluar tol selanjutnya yaitu Kopo.

Masuk kota Bandung saya langsung arahkan mobil menuju Jalan Ciumbeleuit karena ada teman yang dari Bandung yang akan kami culik juga . Terlalu dini kami tiba di Bandung sekitar jam 01:00 padahal rute perjalanan dari Ciumbeleuit menuju lokasi Tebing Keraton estimasi saya hanya setengah jam. Maka, kami memilih untuk tetap stay di depan Pondok Lensa sampai jam 03:30 dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Tebing Keraton. Saya lebih memilih tidur dimobil, sedangkan teman-teman yang lain cari sarapan disekitaran Pondok Lensa.

Tepat jam 03:30 saya dibangunkan oleh teman-teman untuk melanjutkan perjalanan menuju Tebing Keraton. Mata masih terasa berat, namun tetap semangat menuju tujuan kami. Keluar mobil, sedikit pemanasan badan agar tidak kaku kemudian ambil HP dan searching titik koordinat yang sudah saya simpan sebelumnya. Yah, terlihat sangat dekat jaraknya ETA di google maps 24 menit saja.

Jalur yang kami lewati adalah daerah Dago Pakar - Terminal Dago - Kawasan Hutan Raya - Villa-villa besar - Hutan - Desa Rumah Penduduk

Memasuki Taman Hutan Raya masih gelap dan jalan sangat sempit

Gas terus walau agak ragu apakah benar GPS membawa kami ke Tebing Keraton?? atau ke tempat lain?? *pernah disasarin GPS*

Semakin nanjak dan semakin sempit jalan yang dilalui tapi masih layak jalan tentunya

Membelah kawasan Hutan dekat kota

Dari kawasan sepi tadi kami hanya menemukan ada beberapa motor yang turun, tanpa bertemu dengan yang naik. Tapi, rasa khawatir itu akhirnya terjawab setelah kami bertemu dengan penduduk penjual karcis parkir Rp5.000,- untuk motor dan Rp10.000,- untuk mobil

[photo diambil saat pulang] Merupakan satu2nya petunjuk setelah warung bandrek yang mengarahkan ke kiri (dari arah datang) disini ada banyak tukang ojek penduduk lokal yang menawarkan jasa ojek. Karena saya PD memakai GPS tanpa bertanya saya hanya skip orang-orang ini :D

Sekitar jam 04:15 mobil terparkir dengan sempurna dengan bantuan juru parkir yang handal dengan teriakan-teriakan khasnya.

Setelah dari tempat parkir kami sempat ke toilet dan menunggu sebentar untuk "mengumpulkan nyawa" bagi yang tadi diperjalanan terlelap. Bahkan, kami sempat bingung lokasi pintu masuk Tebing Keraton dimana sebenarnya yang ternyata tepat berada diseberang parkiran mobil dan jarak pintu masuknya sekitar 20m saja :p

Tidak mau ketinggalan spot favorit di lokasi Tebing Keraton, kami langsung berjalan menuju pintu masuk dan membayar retribusi Rp11.000,-/ orang dan tiba di spot paling ujung Tebing Keraton sekitar jam 05:00 masih terlalu pagi menyambut sunrise kala itu. Lama kelamaan makin penuh tempat yang kami "duduki" yang pada akhirnya berdesak-desakan untuk mengambil gambar *miris*

Matahari masih malu-malu menunjukkan jati dirinya saat itu, kami bersantai bersama banyak pengunjung lainnya untuk menunggu terang dan bersiap untuk mengeluarkan kamera masing-masing.

Selamat Pagi dari Tebing Keraton :D hamparan pemandangan hutan dan bukit yang indah diselimuti embun pagi yang cantik :3


Seiring populernya Tebing Keraton, maka bukit ini juga disebut dengan "Bukit Instagram" karena setiap pengunjung yang ketempat ini pasti mengambil gambar selfie di pinggir tebing dan dibagi ke social media salah satunya adalah Instagram. Bahkan, setiap weekend pasti Tebing Keraton menjadi trending topic di Twitter Bandung

Di kawasan Bandung sebenarnya ada bukit serupa Tebing Keraton, salah satunya yang terkenal adalah Bukit Moko - Caringin Tilu. Bedanya dengan Tebing Keraton, view di Bukit Moko adalah Kota Bandung dengan lampu-lampu kota dan rumah penduduk Bandung sedangkan di Tebing Keraton viewnya adalah Hutan dan Bukit. [Photo by: Derbya Anabella]

*no comment*




Disamping itu, akses menuju Tebing Keraton dengan view yang indah ini sangatlah mudah dijangkau dengan kendaraan dibandingkan ke daerah lain diseputaran Bandung. Sekitar 20km dari Kota Bandung. Rekomen!

Makin populer, tentunya membawa nilai positif bagi masyarakat penduduk lokal sekitar, setidaknya ada penghasilan tambahan untuk mereka seperti warung, tukang parkir, ojek dll karena menjadi lokasi wisata baru

Bagi wisatawan yang akan berkunjung ke tempat ini sebaiknya sama-sama menjaga kelestarian dengan cara tidak membuang sampah apapun sembarangan termasuk puntung rokok, bungkus permen dsb.

Sekelumit nilai-nilai positif dengan naiknya perekonomian penduduk sekitar karena mendadak populernya Tebing Keraton, berbanding terbalik dengan pendapat sebagian orang, salah satunya adalah komunitas pecinta sepeda. Karena jalur menuju Tebing Keraton merupakan jalur sepeda Warban. Para pecinta sepeda di kawasan Bandung khususnya merasa "dijajah" jalurnya yang dulu tidak ramai dan menjadi salah satu destinasi gowes terbaik untuk para goweser.


Images & Quote by: Gagan Ganjar
Itu memang terbukti, saat saya berkunjung kesana banyak sekali para goweser yang hilir mudik menuju dan dari arah Tebing Keraton

Kawasan Hutan Raya Ir. Djuanda

Itulah Tebing Keraton yang akhir-akhir ini mendadak populer. Membawa tempat yang sebelumnya tidak dikenal menjadi terkenal bahkan sampai keluar kota. Tergantung dari anda menyikapi seperti apa tapi wajib dikunjungi baik itu dengan keluarga atau dengan sahabat syukur-syukur dengan pacar :D, yang jelas inilah Indonesiaku yang kaya raya akan wisata alamnya. Saya yakin kedepan, masih banyak akan populer wisata-wisata baru seperti ini karena Indonesia tidak akan kekurangan wisata alamnya yang unik dan indah. Never Stop Exploring!






3 komentar:

  1. ieh keren nya ternyataa.. jadi pengen melipir kesanaaa :D

    ReplyDelete
  2. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete

 

Travel Bloggers Indonesia

Travel Blogger Indonesia

Wonderful Indonesia

Wonderful Indonesia

@JOSHUASAHELANGI