Wisata Bahari Pulau Tunda Serang - Banten

Pulau Tunda (delay island) jika kita menerjemahkan mentah-mentah ke Bahasa Inggris adalah pulau yang berada di Laut Jawa sebelah utara Teluk Banten. Pulau ini berpenghuni loh bukan pulau yang kosong, ada 1 desa dan 2 dusun didalam pulau ini.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas: Peta_Banten_Utara.png
Karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari Ibukota Negara tercinta ini, maka akses menuju pulau ini sangatlah mudah dan tidak melelahkan seperti membawa beban hidup #apasih. Ok, tanpa panjang lebar perkenalannya! Pasang sabuk pengaman anda - bersiap mengikuti trip saya kali ini mengeksplor Pulau Tunda.. :D

Bagaimana Cara Menuju Pulau Tunda?
  • Bus -> Jurusan Serang - Merak Arimbi/ Primajasa/ Budiman/ Asli Prima dsb tarif dari 25k - 35k - Turun terminal Pakupatan Serang - Lanjut Angkot Dermaga Karangantu - Nyebrang kapal
  • Mobil -> Tol Tangerang - Merak, turun di tol Serang Timur, masih sekitar 15km menuju pelabuhan Karangantu
  • Motor -> Tangerang - Balaraja - Serang - Pelabuhan Karangantu

Sabtu, 06 September 2014

Trip kali ini adalah rombongan dari anggota Backpacker Indonesia dan para pendaki gunung dengan jumlah yang sangat fantastis yaitu 54 orang..
Merasa tidak mau menunda petualangan saya menuju Pulau Tunda, maka trip ini sah dimulai Sabtu pagi-pagi benar 6 September 2014 dari rumah dan sampai kembali di rumah Minggu 7 September 2014 malam atau berdurasi 2 hari 2 malam. Alternatif yang beragam menuju meeting point 1 yaitu terminal Pakupatan - Serang, saya lebih memilih untuk menggunakan jasa bus dari Pulo Gadung, karena kebetulan berdekatan dengan posisi saya tinggal. Bus yang saya gunakan adalah Arimbi trayek Pulo Gadung - Serang - Merak.

Cegat Metro Mini menuju Pulo Gadung. duduk manis di bus Arimbi tepat jam 06:45 saya naik ke dalam bus setelah berlari kecil karena posisi bus sudah diluar terminal. Pilih dikursi paling depan agar leluasa melihat jalan didepan *feeling sopir*
Sesaat setelah keluar dari terminal, bus ternyata tidak langsung jalan menuju tujuan melainkan masih ngetem sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan melewati Pulo Gadung - Pulo Mas dengan sesekali berjalan kecepatan max 10 kpj #capedeh!


Lega rasanya setelah bus masuk tol Ir. Wiyoto Wiyono kemudian lanjut tol Cawang - Grogol - Tangerang, karena kecepatan sudah mulai stabil di 100 kpj kebetulan situasi lalu lintas juga belum padat

Sepanjang perjalanan tentunya diramaikan oleh para musisi jalanan yang bergantian menyanyikan syair lagu yang tidak asing di dengar serta macam-macam pedagang asongan yang menjajakan dagangan mulai dari makanan kecil, minuman, mainan anak, peralatan unik dsb naik turun bergantian ke dalam bus. Saya hanya fokus ke jalan dan sesekali menyisihkan uang kepada para musisi jalanan yang menyanyikan lagu pas dengan suasana hati dan keadaan saya akhir-akhir ini *maaf agak diskriminatif* 

Terminal Pakupatan - Serang berada keluar tol Serang Timur sekitar KM 75

Setelah menempuh perjalanan 2 jam, 09:30 WIB tiba di Terminal Antar Kota Pakupatan Serang

FYI
Semua bus jurusan Merak pasti melewati/ mampir terminal ini. Terminal ini disebut juga terminal Serang


Meeting Point 1 adalah Indomaret seberang Terminal Pakupatan sudah banyak teman yang berkumpul di lokasi semua siap dengan backpack/ carrier masing-masing
Menuju Pelabuhan Karangantu dengan menggunakan angkot bisa dengan sistem carter dengan biaya 10k/ orang
Setelah semua peserta sudah terkumpul, maka perjalanan selanjutnya adalah dengan menggunakan angkot kecil menuju Pelabuhan Karangantu. Apa itu Pelabuhan Karangantu? Banyak diantara kita yang tidak tahu termasuk saya saat itu memang belum tahu mengenai Pelabuhan ini. Tapi kecurigaan saya mengenai pelabuhan ini sudah mulai terasa saat saya lihat model Pelabuhannya yang tidak langsung ke laut lepas tetapi masuk ke dalam sungai daerah Karangantu seperti sungai-sungai di daerah Semarang dan kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Bahkan, saya melihat kapal-kapal dengan tonase yang besar juga bisa masuk ke dalam sungai ini... hmmmm makin penasaran! Tapi tidak ada narasumber yang bisa saya tanyakan mengenai kecurigaan saya. 

Pelabuhan Karangantu
Koordinat: S 6.03370° E 106.16298°
Sejarah telah membuktikan kehebatan bangsa Indonesia pada masa lalu, khususnya daerah Banten, terbukti Pelabuhan Karangantu ini merupakan pelabuhan internasional kelas dunia. Seperti pelabuhan Singapura saat ini. Karena pada saat masa jayanya para pedagang yang berasal dari Arab, Persia dan Gujarat pasti berlayar singgah ke pelabuhan ini dan termasuk dalam jalur sutra. Ini terbukti di catatan-catatan sejarah bahkan disekitar pelabuhan ini berdekatan dengan objek wisata Banten lama seberti Masjid Agung Banten, Keraton Kaibon, Benteng Spellwij, Vihara Avalokitesvata dan tempat sejarah lainnya sekitaran Banten.

Baiklah kembali ke realita saat ini setelah kami tiba ke pelabuhan yang dulu tersohor itu ternyata sangatlah berbeda pada masa kejayaannya. Kondisi yang terkesan kumuh dan jorok dimana lumpur dan sampah serta bau amis yang menyengat sangatlah mengganggu pengunjung yang datang. Ditambah lagi banyaknya kapal-kapal karam yang sudah rusak disekitaran sungai yang makin membuat pelabuhan ini semakin tidak populer dari masa ke masa. 

Kondisi Pelabuhan Karangantu sekarang
Karena banyaknya peserta yang ikut, kami menyewa 2 kapal yang biasa dipakai untuk mancing mania disekitar Selat Sunda. Ikan-ikannya lumayan banyak termasuk Giant Trevally yang seperti monster itu.

Terlihat sekitar pinggiran sungai banyak kapal yang sandar baik itu punya nelayan maupun pemerintah

Jarak menuju Pulau Tunda sekitar 2 jam pelayaran dari Pelabuhan Karangantu dengan menggunakan kapal jenis ini sudah bermodalkan mesin Hino terang pemilik kapal

Cuaca yang sangat mendukung untuk pelayaran saat itu. 

Terang sang pemilik kapal yang merangkap sebagai nakhoda kapal kami Bapak Djupri, yang di khawatirkan diperairan ini adalah angin barat biasa terjadi di bulan Desember sampai Februari yang membuat gelombang setinggi lebih dari 2 meter

Aktifitas kami dikapal saat itu adalah makan siang dan tidurrrrrr..sementara saya lebih memilih menikmati perjalanan dengan masuk ke ruangan nakhoda sambil bertukar pengalaman

Satu hal yang lumayan hitech kapal ini sudah dilengkapi GPS khusus kapal yang mampu mendeteksi lokasi, kedalaman dasar laut, kecepatan, bahkan keberadaan ikan pun bisa terdeteksi dengan alat ini. Maklum saja, kapal ini sering dipakai untuk mancing oleh para pecinta joran. Asal karoseri pembuatan kapal kayu ini adalah Belitung.

2 jam lamanya terombang-ambing di lautan kami tiba di dermaga Pulau Tunda..finally!

Dermaga pulau yang sederhana dan sangat terlihat kalau pulau ini memang bukan tujuan wisata. Terbukti tidak ada para penjual asesoris atau cinderamata khas pulau yang biasa dijual disekitaran dermaga atau diperkampungan masyarakat sekitar. Selidik punya selidik sumber penghasilan masyarakat di pulau ini sebagian besar adalah nelayan sebagian lagi bercocok tanam dipulau.

Sesuai rencana setelah tiba di Pulau Tunda dan isrtirahat, kami akan melanjutkan perjalanan dengan berlayar lagi menuju tengah Pulau Tunda untuk menuju homestay dan tempat mendirikan tenda nanti (masih dalam satu pulau). Setelah semua siap dengan peralatan snorkling masing-masing kemudian naik kapal lagi....

Namun apa daya setelah kami kembali ke perairan yang tadinya tenang, seketika itu juga ada gelombang dari arah barat setinggi 2 meter. Itu artinya kami melawan arus menuju dermaga homestay yang mengharuskan nakhoda mengambil keputusan untuk memutar balik kembali ke dermaga pulau timur karena tidak bisa merapat tidak mau mengambil resiko karena terlalu bahaya apabila memindahkan penumpang ke speedboat kecil agar bisa mendekat ke dermaga homestay dalam kondisi gelombang seperti itu.

Gambaran gelombang yang kami lalui saat menuju dermaga homestay

Setelah keputusan untuk kembali ke dermaga pulau diambil, itu artinya kami harus trekking menuju homestay via darat. Menurut guide kami jarak tempuh sekitar 1 jam dari ujung pulau yang artinya, kalau orang kota seperti kami ini dibutuhkan 2 jam perjalanan darat saja :D

Sisi dusun timur Pulau Tunda

Let's go kita trekking,,mungkin banyak anak gunung yang jadi peserta makanya ada acara trekking nya
Tengah pulau Tunda


Yang membuat kaki capek bukan karena jauhnya perjalanan, melainkan kami harus menyusuri pinggiran bibir pantai dengan melawan ombak yang sudah pasang sehingga tidak bisa melangkah di daratan


Ditengah perjalanan tepatnya sekitar mercusuar, sudah saatnya matahari untuk terbenam akhirnya cabut gear dan hunting karena sunsetnya cantik.. :3 Paradise!







Posisi mercusuar masih separoh perjalanan menuju homestay, yang artinya kami harus tetap berjalan menyusuri bibir pantai yang dipenuhi berbagai sampah baik itu sampah alam maupun sampah-sampah kiriman seperti tas, sepatu, pakaian sampai sofa pun ada yang terbawa sampai ke pulau tunda. Mungkin masih belum ada JNE disini makanya pengirimannya via laut #apasih

Jam 19:00 tiba di homestay sebagian kami yang mendapat jatah di tenda unpacking dan pasang tenda di depan homestay.

Hal yang dinanti-nantikan akhirnya datang juga yaitu makan malam. Menu pantai ikan bakar adalah makanan wajib jika kita berkunjung ke daerah pesisir pantai

Sementara itu, disisi lain si "anak gunung" asik sendiri dengan makan bersama-sama disekitar tenda

Selesai makan, aktifitas kita saat itu adalah mencoba menerbangkan lampion yang sebelumnya sudah ditulis dengan harapan dan angan-angan disisi luar lampion

Lumayan sulit usaha untuk menerbangkan lampion di pinggir pantai. Wajar saja, angin yang berhembus kencang membuat kami kesulitan untuk membakar lilin didalam lampion. Disamping itu, kami harus memperhatikan arah angin karena kalau salah arah, lampion akan menuju rumah penduduk atau homestay yang bisa memicu terjadinya kebakaran...Apa mungkin susah terbang karena keberatan dengan harapan-harapan yang ditulis kali yah..? Agak ngeri-ngeri sedap memang mainan barang ini :D

Karena angin yang terlalu kencang malam itu, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan menerbangkan lampion subuh nanti. Alarm di setting jam 04:00 dengan harapan angin keesokan hari sudah tidak terlalu kencang.

Minggu, 07 September 2014

Tidur di tenda malam itu lumayan terasa panas karena tenda yang kami bawa adalah tenda yang biasa dipakai di gunung bukan tenda pantai. Tapi tidak menurunkan semangat terbukti alarm berbunyi jam 04:00 kami langsung bangun dan dengan semangatnya menerbangkan lampion kembali.


Dari 5 lampion yang dibawa oleh Bro Nunu hanya 1 lampion yang berhasil diterbangkan itu juga karena ketidaksengajaan :D

Selesai bermain lampion, bukan menunggu sunrise melainkan kami kembali ke tenda masing-masing dan tertidur pulas. Hmmm agak kurang memang saat itu saya tidak melihat sunrise pagi itu.

Selamat Pagiiii! ini dia gambaran anak gunung yang main ke pantai :D



Homestay yang menurut saya sangat nyaman dengan fasilitas yang lengkap mulai dari AC, TV, tempat tidur yang baik, dapur, bangunan yang masih baru serta dilengkapi ruangan tamu yang besar. Sayang saja saat itu saya tidak merasakan tidur di dalam.  Next time lah yahh..

Bibir pantai tepat di depan homestay

Homestay dan dermaga terlihat dari laut

Pic by: Doni Cahyono

Kegiatan seharian ini setelah sarapan adalah Snorkling,,, Snorkling,,, dan Snorkling,,, karena wisata Pulau Tunda adalah tipe wisata bahari bawah laut dengan keindahan ekosistem bawah lautnya seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan.. Oke Let's Go Deep!!

Pengecekan terakhir untuk peralatan yang digunakan apakah sudah pas dan nyaman dipakai

Jebar dan Jebur...

Penasaran dengan bawah lautnya? Ini adalah hasil dokumentasi underwater kami ke pulau tunda saat itu pada kedalaman sekitar 3 - 7 meter. Tidak tahu kenapa saya sangat menikmati snorkling di Pulau Tunda ini, bisa jadi karena banyaknya teman yang sama-sama pecinta laut yang bergabung dan tidak seperti biasanya saya menikmati "me time" snorkling sendiri mengikuti ikan yang berenang bebas kesana kemari sambil melihat keindahan bawah laut sampai tidak terasa saya sudah jauh dari kapal dan daratan.

 
 

 

Paradise!

Mengingat waktu dan rasa khawatir akan gelombang seperti kemarin, akhirnya kami memutuskan mengakhiri snorkling di Pulau Tunda ada sekitar 3 spot snorkling yang kami datangi. Kembali ke homestay, makan siang dan packing kemudian mari kita pulang.....

Perjalanan pulang seperti biasa saya tidak menghabiskan waktu dengan tidur tapi bertukar kisah kembali dengan sang nakhoda empunya kapal.

Cobain nyetir kapal gimana sih rasanya,, HAHA!

Nama kapal yang kami gunakan selama trip Pulau Tunda

Perjalanan pulang sama halnya dengan rute perjalanan pergi, tiba di Pelabuhan Karangantu lanjut sewa angkot ke Terminal Pakupatan kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan bus ke tempat masing-masing,,

Tiba di Kawasan Tamang Anggrek Jakarta sekitar pukul 21:00 dengan menumpang bus Prima Jasa menuju Kampung Rambutan

Itulah kisah saya menuju Pulau Tunda yang telah mengaktifkan kembali gairah saya akan keindahan bawah laut. Mungkin sudah terlalu lama touring dan hiking kali yah?? Terima kasih rekan pejalan gunungku dan Backpacker Indonesia! Never Stop Exploring.. 





9 komentar:

  1. Halo boleh minta kontak homestay

    ReplyDelete
  2. Hai, boleh minta kontak homestay? Oia di pulau tunda ada penyewaan alat snorkling atau hrs bawa? Thanks

    ReplyDelete
  3. untuk biaya penyebrangan dari dermaga karangantu ke pulau tunda abis berapa duit ? terus homestaynya juga abis berapa ?
    mohon rinciannya mas

    ReplyDelete
  4. ini saya berniat untu merekrut abang jadi penulis label backpacker di blog saya, agan mau ga? banyak kok pengunjungnya

    ReplyDelete
  5. pengen ikut bekpekeran gimana caranya yaaaa .. makasih ....

    ReplyDelete
  6. pengen ikut bekpekeran gimana caranya yaaaa .. makasih ....

    ReplyDelete
  7. Salam kenal. Sy boleh minta kontak orang yg menyewakan pwrahu untuk memamcing ke tengah. Trimakasih. ROBI

    ReplyDelete
  8. mas, kira2 budget perjalanan berapa ?

    ReplyDelete

 

Travel Bloggers Indonesia

Travel Blogger Indonesia

Wonderful Indonesia

Wonderful Indonesia

@JOSHUASAHELANGI